Bagi saya pindang baung termasuk menu yang jarang kujumpai. Sebenarnya bukan jarang, namun saya menjauhkan diri menu ini. Menu ini termasuk menu mewah buatku. Karena saya sudah memasukkan di memori bawah sadar sebagai menu yang mewah, tentu saja menu ini kemungkinan kecil kupesan. Lanjutannya rasanya juga tidak jauh amat dengan pindang patin. Tentu saja bagiku, lo. Entah buat kawan yang lain. Yang jelas "selera tidak dapat diperdebatkan". Intinya sebenarnya asal kenyang. tapi diputer-puter. Biar apa ya.............
Untuk menjadikan sebagai menu mewah harus dibandrol dengan harga mahal. Dengan pertimbangan bahan bakunya sedikit. Namun pindang baung memang terkenal rasanya di atas ikan lain. Dan tentu saja kelas pindang. Akan beda kalau dipepes, digoreng, atau dengan menu lain.
Keadaan alam yang semakin menurun kualitasnya berimbas pada penurunan produktivitas ikan baung. Kalau mau diputer-puter lagi sebenarnya kemampuan alam menyediakan stok pangan untuk penghuni semakin menurun. Apalagi pertumuhan jumlah manusia lebih tinggi dari pertumnuhan produksi pangannya. Oleh karenanya perlu intensifikasi, perlunya zona larangan tangkap, perlu zona ekosistem sebagai nursery fishnya ikan baung, harus penegakan hukum terhadap penagkapan ikan denagn bahan beracun, stroom dan lain sebagainya. Terima kasih, Anda belum menutup blog orang ngoceh ini. Iseng-iseng pengisi waktu, ya.
Upaya budidayapun sudah digalakkan sejak tahun 1990an, bahkan sebelumnya. Tercatat kalau tidak salah BBAT Sukabumi di Selabintana (sekarang BBPBAT) berhasil memijahkan ikan baung. dan disusul berturut-turut oleh balai pemerintah dan penangkar ikan baung.
Ikan baung sebagai ikan sungai perlu oksigen yang tinggi dalam budidayanya. Dalam skala usaha, ikan baung baung akan susah dibudidayakan dalam wadah yang stagtan (diam). Dalam pengertian banyak mengalami kegagalan. Minimal pertumbuhan lambat, kalau tidak mati. Budidaya yang berhasil harus meniru habitat alamnya dengan kondisi air mengalir. Usaha budidaya baung di sangkar atau keramba apung di sungai sudah banyak dilakukan, terutama dengan sangkar bambu. Inilah tipe budidaya baung yang ideal untuk diterapkan. Dan satu syarat lagi, pakannya harus ikan rucah.
Beberapa warung kuliner yang menyediakan pindang baung ini tidak mau menerima ikan baung dari hasil budidaya di kolam. Tekstur dagingnya lembek, tidak kenyal seperti yang dari penangkapan di alam. Bisa jadi baung yang dipelihara di sangkarpun bila diberi pakan pellet, tekstur dagngnya akan lebek juga. Oleh karenanya pakannya dari ikan rucah hasil tangkapan di periaran umum. Toh harganya bisa jadi di bawah harga pellet pabrikan.
Sampai kapan kita masih bisa menikmati pindang baung, kita tunggu para teknis perikanan baung dan pelaku usaha lainnya yang membudidayakannya di sangkar atau keramba jaring apung. tentu saja berbilang bulan dan tahun harganya semakin meningkat. belum mempertimbangkan inflasinya. Akan semakin sedikit penikmat baung yang akan merasakannya. Saat ini baru betul-betul pindang baung termasuk menu super mewah.
Baca juga Pindang Lele juga Enak
Bagi yang telat silahkan menikmati pindang patin atau pindang lelepun juga enak. Biar gak ada monopoli perpindangan, ya. Setuju ?